السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Ikhwani rokhimakumulloh,….
Seiring dengan menanti penghabisan waktu di penghujung tahun 2011 M, saudara-saudara kita terus berdatangan kembali ke tanah air / kampung halaman masing-masing, setelah mereka memenuhi panggilan Alloh Swt, smoga predikat yang diperoleh dari Alloh Swt, menjadi Haji Mabrur.
Tidak lain Haji mabrur balasannya adalah surga. Kata Mabrur berasal dari kata Al Birr yang berarti kebaikan.
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 92 :
لن تنا لوا البر حتي تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من سيء فاء ن الله به عليم
“ Kamu sekali-kali tidak akan sampai / memperoleh kebaikan (Al birr) kecuali mendermakan sebagian harta yang kamu cintai
Bila melansir ayat di atas, maka dapat dipahami, yang disebut kebaikan adalah rasa empati ( kepedulian sosial ) terhadap sesama maupun terhadap lingkungan. Tegasnya Al Birr, memiliki makna atau menunjuk kepada kebaikan social moril dan materiil, yang terpancarkan kepada orang yang kita cintai yaitu kerabat dekat, anak yatim, fakir miskin, musafir, pengemis dan memerdekakan budak.
Atau bila diterjemahkan secara bebas untuk kepentingan masyarakat kebanyakan atau umum, yaitu untuk mengangkat harkat dan martabat sesama yang masih hidup dalam garis kemiskinan. Untuk mengetahui dengan rinci silahkan buka dan baca Al Baqarah ayat 177.
Dimensi haji yang utama adalah vertical tetapi efek yang diharapkan dari para haji adalah membawa efek horizontal, yaitu sebagai symbol kualitas kemanusiaan, Ibadah haji menjadi puncak kedewasaan mental spiritual seseorang, sebab menjadi titik sinergi kewajiban individual dan amanah social yang tercermin dalam tujuan penciptaan manusia yaitu sebagai khalifah yaitu membawa misi rahmatan lil ‘alamin, itulah haji Mabrur, Wallohu ‘alam.
Marilah kita sama-sama instrospeksi diri, menjelang akhir tahun Masehi ini, barang kali kita sama-sama telah membuat kerusakan baik disadari atau tidak disadari, sebab Rasululloh Saw, telah memberikan amanah yang begitu besar, agar kita senantiasa berpegang pada Al Qur’an sebagai pedoman yang dapat kita aplikasikan dalam keseharian untuk hidup berkeluarga, bermuamalah, berniaga, bermasyarakat dan berpolitik.
Penyimpangan–penyimpangan yang dilakukan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi atau sebab kekhilafan, sebagai bentuk kekufuran atau kemunafikan, atau bahkan kemusyrikan, kita berharap dengan memohon ampunan kepada Alloh Swt, sehingga langkah-langkah kita ke depan berada dalam jalan yang diridhoi Alloh Swt.
Cukuplah hanya kepada Alloh kita berserah diri dan hanya kepada Alloh pula, kita memohon ampunan dan pertolongan,…… Amin. Ya rabbal ‘alamin.
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته و
Bogor, 09 Desember 2011 M
13 Muharam 1433 H
Abu Mufid