Pendidikan Keagamaan Formal/Non Formal:
Kegiatan Meliputi :
Taman Anak Asuh Muslim
PAUD/TKQ Asy-Syifa YGNI,
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Diniyah Takmiliyah
(Dini Takmili)
Tahun Pelajaran 2012/2013
INDONESIA ISLAMIC TEACHER FOUNDATION
YAYASAN GURU NGAJI INDONESIA
( YGNI )
TKQ Asy-Syifa YGNI
Berijazah Sama dengan TK/RA
Biaya murah, Kurikulum sama
dengan TK / RA
Gratis bagi anak tidak mampu dan Yatim
Buat apa bayar mahal masuk TK / RA
Tapi tidak menjamin bisa CALISTUNG
Daftarkan segera !!!
Sekretariat :
Jl. Kapulaga I No.12 Blok D3
Rt.005/09 Komplek Perum.Pegawai RSCM
Cilebut Barat Sukaraja Kab.Bogor
Telepon : (251) 7537774,
HP : 081316399472.
- Indonesia Islamic Teacher Foundation atau Yayasan Guru Ngaji Indonesia (YGNI) didirikan masyarakat Guru Ngaji, disyahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI SK.No.C-1046.HT.01.02. Thn 2005, 6 Juli 2005. dan tedaftar pada Kantor Pemkab Bogor,/ Badan Pemberdayaan Masyarakat Kesejahteraan Sosial (BPMKS), Tahun 2006.
- Pendidikan Diniyah, Terdaftar pada Kandepag Kabupaten Bogor, pada Seksi Peka Pontren, dengan Nomor Piagam Pendirian : D-Mi-10/MDA/066/2003, Tgl.17 Maret 2003. Dengan Nomor Statistik Madrasah Diniyah No : 412320317066.
- Taman Kanak-kanak Al Qur’an (TKQ) dan TPQ,Terdaftar pada Kandepag Kabupaten Bogor, pada Seksi Penamas, Piagam Pendirian Nomor : Kd.10.01/6/037/2005, tertanggal, 27 Juli 2005.
5. Madrasah Diniyah/Diniyah Takmiliyah, telah meluluskan 8 (Delapan) angkatan, sejak 2003.
6. PenajarTAAM/PAUD/TKQ-TPQ-Madin Asy-Syifa YGNI, telah dikenal di Kab.Bogor, melalui berbagai audiensi dengan Ketua DPRD, Komisi D dan Bupati, melalui Asisten bidang Pembangunan, agar Pemda Kab. Bogor, memperhatikan Guru-guru TKQ-TPQ-Madin (Guru Ngaji) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Ngaji Kabu-paten Bogor Tahun 2005-2007. Sebagai Pendiri Yayasan Guru Ngaji Indonesia (YGNI) yang telah memiliki Cabang Kegiatan di : Depok, Cijantung Jakarta Timur dan Kota Bogor.Alhamdulillah mulai Tahun 2008 Guru TPQ dan Diniyah mendapat Kesra dari Pemkab.Bogor. Dan mulai Tahun 2009 Guru Ngaji juga mendapatkan bantuan Kesra.
a. Taman Kanak-kanak Al Qur’an (TKQ).
TKQ, di dalam UU No.20/2003, Tentang Sisdiknas, Taman Kanak-kanak Al Qur’an (TKQ) adalah masuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD Abu Mufid melatih dan meletakkan dasar-dasar Dinul Islam dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi :
1. Penanam Aqidah : melalui mengenalkan Kebesaran Alloh Swt, dengan berbagai ciptaannya, melalui berbagai metode dan pendekatan (Cerita, bernyanyi, mewarnai).
2. Membentuk sikap kasih sayang, dan berbakti kepada kedua orang tua.
3. Mengenal, baca & tulis huruf-huruf Al Qur’an, melalui Metode Iqro atau Al Jabari.
4. Melatih hafalan doa sehari-hari, bacaan shalat, surat-surat pendek.
5. Praktek Ibadah meliputi : Wudhu & Shalat.
6. Mengenal dan melatih huruf-huruf latin
7. Melalui membaca dan menulis.
8. Mengenal Angka-angka Arab (1,2,3,4 dst.
- Kegiatan dilaksanakan di Jl.Kapulaga I Blok D3/12 Rt.005/009 Komplek Perum. Peg. RSCM Cilebut Barat Sukaraja Bogor.
- Belajar lebih santai, suasana rileks, tidak stres, bisa memilih waktu pagi atau sore.
- Menerapkan CBMA, Cara Belajar Murid Aktif dan dengan pembelajaran yang komunikatif.
Memiliki tenaga pengajar berpengalaman dalam bidang PAUD/TK/RA, Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, de-ngan latar belakang pendidikan dari Ilmu Keguruan Islam (Universitas Islam)
asslamualaikum…pak/ibu. mohon maaf nih sebentar,kami mau minta tolong, kami ingin mendirikan TPQ dan Madrasah Diniyah,kami minta tolong bagaimna cara mendirikan kedua lembaga tersebut? kalau memang ada contoh proposalnya untuk mengajukan pendirian kedua lembaga tsb bisa nggak kirim ke alamat kami?
maaf bpk/ibu kami selama ini lebih dari 10 tahun telah mendidik/mengelola majlis ta’lim anak-anak (pengajian khusus anak-anak dari usia TK/PAUD S/d SLTP. yg dilaksanakan setiap BA’da magrib)dan tidk dipungut biaya apapun slama itu,
Alhamdulillah slama 1 tahun ini kami telah mendirikan Paud nurul yaqin
termakasih kami ucapakan,sassalamualaikum wr wb.
alamat kami : kp.cikoleang rt 04/04 desa suakamulya kec. Rumpin BOGOR 16350. tlp 021-0287-1637
ada contoh proposal yang lengkap,klo perlu dibantu bantuan perlindungan hukumnya /badan hukumnya,tpsaya ingin tahun paud anda sudah lama berdiri ? berapa muridnya pertahunnya, didekat tempat saudara ada MI /SDnya?
demikian dulu terimakasaih
Anak anak adalah kehidupan masa depan.
didik anak muslim dengan islam : Bahasa Arab, Al qur’an Hadits, Sirah Nabawiyah, Kejayaan masa khilafah islamiyah, aqidah islam dan syariahnya…kelak mereka akan berguna bagi diri, keluarga, masyarakan, bangsa, dan tentu Agama mereka….hindarkan anak dari sekularisme pendidikan. semoga sukses, bismillah
Indahnya Memuliakan Sesama Muslim
Allah SWT sesungguhnya telah memuliakan manusia dalam kedudukan yang amat tinggi. Betapa tinggi kemuliaan manusia di mata Allah SWT hingga jika seorang manusia membunuh manusia lain tanpa alasan yang dibenarkan, maka di mata Allah SWT, sama saja ia dengan membunuh seluruh manusia. Allah SWT berfirman (yang artinya): Siapa saja yang membunuh suatu jiwa bukan karena orang itu membunuh atau membuat kerusakan di muka bumi, maka dia seperti membunuh seluruh manusia (TQS al-Maidah [5]: 32).
Apalagi jika itu menyangkut jiwa seorang Muslim. Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Mencela seorang Muslim adalah kefasikan, sementara membunuhnya adalah kekufuran.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya, Allah SWT dan Rasul-Nya, telah memerintahkan untuk memuliakan sesama Muslim. Tentu karena sesama Muslim adalah saudara. Ibn Umar ra menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa saja yang menghilangkan suatu kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitan bagi dirinya di antara berbagai kesulitan pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat nanti.” (Muttafaq a’laih).
Abu Hurairah pun berkata bahwa Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak saling mengkhianati, saling mendustakan dan saling menghinakan. Setiap Muslim adalah haram bagi Muslim yang lain menyangkut kehormatan, harta dan darahnya.” (HR at-Tirmidzi).
Bahkan terhadap Muslim yang zalim pun, Rasulullah tetap menyuruh kita menyayangi dia dengan cara menolongnya. Beliau pernah bersabda, “Tolonglah saudaramu, baik pelaku kezaliman maupun korban yang dizalimi.” Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, saya menolongnya jika ia dizalimi. Lalu bagaimana saya harus menolong orang yang melakukan kezaliman?” Rasul menjawab, “Cegahlah dia dari berlaku zalim. Itulah bentuk pertolongan kamu kepadanya.” (HR al-Bukhari).
Begitu indahnya sikap memuliakan sesama Muslim juga ditunjukkan oleh sabda Rasulullah sebagaimana dituturkan oleh Abu Hurairah, “Hak Muslim atas Muslim yang lain ada lima: menjawab salam, mengunjungi yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan yang bersin.” (Muttafaq ‘alaih).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Hak Muslim atas Muslim yang lain ada enam: jika bertemu, ucapkanlah salam; jika mengundang, penuhilah; jika meminta nasihat, berilah nasihat; jika bersin, ucapkanlah hamdallah dan doakanlah; jika sakit, jenguklah; jika meninggal, iringilah jenazahnya.” (HR Muslim).
Selain itu, sudah sepantasnya sesama Muslim saling menguatkan, sebagaimana sabda Baginda Rasulullah, “Mukmin dengan Mukmin yang lain itu seperti satu bangunan; satu sama lain saling menguatkan.” (Muttafaq ‘alaih).
Beliau pun bersabda sebagaimana dituturkan oleh Nu’man bin Busyair, “Perumpamaan kaum Mukmin itu dalam kasih-sayang dan sikap lemah-lembut mereka adalah seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh itu merasakan sakit, maka seluruh bagian tubuh yang lain akan panas dan demam.” (Muttafaq ‘alaih).
Lebih dari sekadar saling menguatkan, sikap memuliakan sesama Muslim juga sejatinya tercermin dalam hal saling menyayangi sepenuh hati. Apalagi Baginda Rasulullah pernah bersabda, sebagaimana dituturkan oleh Jarir bin Abdillah. “Siapa saja yang tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayangi dirinya.” (Muttafq ‘alaih).
Aisah ra pun menuturkan bahwa suatu ketika datang sekelompok Arab pedalaman kepada Baginda Rasulillah. Mereka lalu berkata, “Apakah kalian bisa menciumi anak-anak kalian?” Beliau menjawab, “Betul.” Mereka berkata, “Akan tetapi, kami, demi Allah, tidak melakukannya.” Beliau kembali bersabda, “Apakah kalian ingin Allah mencabut sikap welas-asih dari kalbu-kalbu kalian?” (Muttafaq ‘alaih).
Bagaimana pula gambaran sikap memuliakan sesama Muslim tercermin dalam sabda Rasulullah sebagaimana dituturkan oleh Abu Hurairah, “Jika salah seorang di antara kalian mengimami orang-orang, hendaklah dia meringankan shalatnya karena sesungguhnya di antara mereka ada orang yang lemah, sakit dan tua. Jika salah seorang di antara kalian shalat sendirian, maka silakan dia memanjangkan shalatnya sesuka hatinya.” (Muttafaq ‘alaih).
Abu Qatadah pun menuturkan bahwa Baginda Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya aku pernah mengimami shalat dan ingin memanjangkannya. Tiba-tiba aku mendengar tangisan bayi. Aku pun mempercepat shalatku karena khawatir tangisan bayi itu membebani ibunya.” (HR al-Bukhari).
Sungguh, betapa indahnya jika sikap memuliakan sesama Muslim ini benar-benar selalu kita wujudkan dalam keseharian kita. Wama tawfiqi illa bilLah