Oleh : Raras Wuri Miswandaru, SPdI.
Berkarya di MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul
Pada dasarnya, tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain murid harus aktif dalam KBM, guru juga harus aktif dalam memancing dan merangsang kreativitas anak didik sehingga terjadi dialog dua arah yang dinamis.
Keaktifan peserta didik dalam KBM merupakan salah satu kunci keberhasilan, pencapaian tujuan pendidikan. Peserta didik akan aktif dalam kegiatan pembelajaran apabila ada motivasi baik yang bersifat ekstrinsik maupun intrinsik.
Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada peserta didik adalah sebagai berikut :
Penampilan guru yang simpatik, hangat, tegas dan energik
Profesi sebagai guru tentunya tidak hanya melulu mengajar dengan metode-metode yang bagus-bagus, tidak mengandalkan kepandaian, dan juga tidak tergantung lulusan dari perguruan tinggi tertentu. Namun sebagai guru, kita harus tampil hangat, prima, bersemangat, simpatik, penuh percaya diri, tegas dan antusias. Segala bentuk penampilan guru akan mempengaruhi sikap para peserta didik. Apabila tampilan guru sudah tidak bersemangat (loyo, aroma balsem, tidak konsisten) maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik.
Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
Apabila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara aktif. Oleh karena itu, pada setiap awal kegiatan, guru wajib memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran harus mereka pelajari serta apa manfaat yang akan mereka peroleh.
Fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang memadai
Sudah barang tentu dengan tersedianya fasilitas, sumber belajar dan lingkungan yang nyaman akan menumbuhkan semangat belajar dan keaktifan para peserta didik dalam KBM. Jadi di sini nampaklah fungsi guru benar-benar menjadi motivator dan mediator dalam KBM. Tetapi pada kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah di daerah yang mengalami minimnya fasilitas dan sumber belajar sehingga kurikulum yang dipakai KTSP namun pada prakteknya menggunakan kurikulum lama yaitu guru mencatat materi, murid mencatat materi tersebut, guru menjelaskan dan diakhiri dengan ulangan.
Pujian dan Sanksi
Pemberian pujian dan sanksi ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keaktifan belajar dan mencegah berulangnya kesalahan dari peserta didik. Penguatan/pujian yang sifatnya positif dapat dilakukan dengan kata-kata : bagus, betul, luar biasa. Semua itu disajikan tidak berpura-pura, tetapi tulus dari nurani guru. Pemberian pujian dapat juga dengan gerak: acungan jempol, tepuk tangan, dan menjabat tangan. Ada pula dengan cara memberi hadiah misalnya: buku atau benda lain.
Pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menantang
Agar peserta didik tetap aktif dalam mengikuti KBM, perlu dipilih jenis kegiatan atau tugas yang sifatnya menarik atau menyenangkan bagi peserta didik disamping juga bersifat menantang. Pelaksanaan kegiatan hendaknya bervariasi, tidak selalu harus di dalam kelas, misalnya peserta didik diberikan tugas yang dikerjakan di luar kelas seperti perpustakaan, di laboratorium, di sawah, di pasar, di bank, dll.
Penilaian hasil belajar dilakukan secara serius, obyektif dan teliti
Penilaian hasil belajar yang tidak serius akan sangat mengecewakan peserta didik dan hal itu akan memperlemah semangat belajar para peserta didik, guru hendaknya melakukannya dengan serius sesuai dengan ketentuan, jangan sampai terjadi manipulasi (membatik nilai, ngaji: ngarang biji) sehingga hasilnya betul-betul obyektif.
Demikianlah strategi pembelajaran yang aktif dan efektif dalam KBM yang berbasis KTSP. Semoga tulisan ini dapat dijadikan bahan refleksi kita selama setahun menggunakan kurikulum baru yaitu KTSP.